Pemilihan umum sebagai bentuk
nyata pesta demokrasi telah sebentar lagi akan kita lakukan. Berbagai persiapanpun sudah dilakukan maksimal, baik dari penyelenggara, maupun dari calon. Kartu suara telah
didistribusikan ke daerah masing-masing,
begitu juga kotak suara, dan daftar pemilih tetap. Tidak mau
kalah, para calonpun
ramai-ramai memasang media promosi
dirinya agar terpilih untuk menduduki jabatan tertentu. Tidak ketinggalan dalam meramaikan suasana pemilu, Fatwa MUI yang mengharamkan golput-pun ikut menjadi
pemanis suasana.
Sekarang,
inti pemilu ada pada diri kita masing-masing, rakyat, sebagai objek sekaligus
subjek dalam sistem demokrasi, terlepas apakah demokrasi itu jauh
ataupun dekat dengan Islam. Kita-lah yang seharusnya menentukan arah nasib bangsa
ini kedepannya dengan mempercayainya kepada para anggota legislatif yang insya Allah akan kita pilih nantinya.
Ada satu kata yang menarik
di sini, yaitu mempercayai. Ya,
pada hakikatnya, pemilu bukanlah ajang memperkaya seseorang karena ia terpilih menjadi
aleg (anggota legislatif, red.), pemilu bukan juga
ajang unjuk kekuatan partai atau komunitas, bukan juga ajang
meraih kekuasaan, akan tetapi ajang memilih,
memilih orang yang akan kita
percayai untuk mewakili kita. Tentunya, orang yang kita pilih haruslah orang yang amanah (dapat dipercaya).
Karena hal ini berkaitan
dengan nasib bangsa ini kedepannya,
haruslah kita menjadi pemilih yang cerdas. Apa yang harus dilakukan agar menjadi pemilih cerdas ?
·
Ta’aruf, maksudnya kenalan (tak kenal
maka ta’aruf). Maksudnya adalah, kenali setiap partai
yang ikut ke dalam pemilu. Kalau
bisa sedetail mungkin. Hampir semua partai
peserta pemilu sudah mempunya website, oleh karena
itu, tidak ada alasan sebenarnya untuk tidak mengetahui
partai, setidaknya partai yang cukup famous.
·
Tafahum, maksudnya adalah
memahami. Pahami partai yang sudah kita kenali. Pahami
visi-misi-tujuan yang jelas dari partai-partai itu.
Dan telusuri juga ideologi apa yang diusung partai tersebut, dan sejauh mana partai tersebut konsisten mempertahankan ideologi tersebut, dan sejalan atau tidak
ideologi tersebut dengan ideologi kita, Islam. Sebab, tujuan kekuasaan adalah untuk eksistensi
ideologi. Karena kita Muslim, sudah
seharusnya kita pilih partai yang sudah jelas berideologi
Islam.
·
Kenali juga track record partai
tersebut, apakah partai tersebut pernah terlibat kasus negatif atau
tidak, apakah partai tersebut konsisten dalam melakukan aksi sosial atau tidak,
apakah kader partai tersebut pernah terlibat kasus atau tidak,
apakah kader-kader partai tersebut
pernah berprestasi atau tidak. Sistem
kaderisasi suatu partai atau organanisasi
selalu general, dalam artian, capaian
kader yang dihasilkan tidak terlalu berbeda.
Oleh karena itu, jika kader-kader suatu partai
tidak pernah terlibat kasus (korupsi, suap, dsb.), insya Allah kader lainnyapun tidak, jika kader
suatu partai berprestasi, maka insya Allah, kader lain (dalam satu
partai) yang menjadi calon dalam pemilu
juga akan berprestasi.
·
Rajin-rajin baca buku
tentang pemimpin dalam Islam. Dari situ, kita dapat mengetahui kriteria-kriteria apa yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi pemimpin
(dalam hal ini, legislatif, red.) yang sesuai dengan Islam.
·
Jika kita sudah menentukan
pilihan, maka bulatkan pilihan itu dengan melakukan
shalat Istikharah, untuk meminta Allah untuk menetapkan dan meyakinkan hati kita dalam pilihan
tersebut, karena biar bagaimanapun, Allah-lah Yang Maha Mengetahui segala yang baik dan yang buruk.
Memilih dalam pemilu bukanlah
perkara sepele yang mudah ditetapkan hanya dalam waktu
satu jam sebelum mencontreng, atau malah menggunakan random sampling untuk memilih wakil
rakyat. Kitapun sebagai pemilih nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak atas pilihan
kita. Jika kita memilih dengan
cerdas dan ingin mengharap ridha Allah, maka insya Allah itulah langkah terbaik yang harus dilakukan. Ingat, nasib bangsa kedepannya,
ada di tangan rakyat (kedaulatan rakyat) yang memilih wakil-wakil/pemimpin yang tepat dengan cara yang cerdas. Selamat memilih dengan cerdas !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar