Senin, 08 Desember 2008

Islam dan Teknik Industri [2]

TEKNIK INDUSTRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

 

“...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujaadilah, 58:11).

 

Teknik Industri sebagai salah satu disiplin ilmu, tentunya wajib untuk dipelajari (tertera dalam hadis). Sebagai ilmu yang notabene hasil pemikiran manusia, tentu sangatlah banyak kekurangan dalam disiplin ilmu ini, dan tidak jarang juga beberapa aspek dalam ilmu ini bertentangan dengan Islam. Kita akan mencoba membahas satu per satu kata kunci dari definisi Teknik Industri menurut The Institue of Industrial Engineers (IIE), yaitu:

·         Pekerjaan: Desain, perbaikan, dan membuat sistem terintegrasi.

·         Objek: Sistem terintegrasi dari manusia, material, informasi, peralatan, energi.

·         Tujuan: Hasil yang maksimal.

 

 

Pekerjaan

 

Pekerjaan utama seorang Industrial Engineer adalah mendesain, memperbaiki, dan membuat suatu sistem terintegrasi. Mendesain adalah merancang atau merencanakan, tentu saja yang didesain adalah objek yaitu sistem terintegrasi. Dalam pandangan Islam, desain/merancang ini sangatlah dianjurkan karena persiapan merupakan bagian dari jihad/kesungguhan (hadist). Artinya, desain ini mempunyai peranan penting sebagai langkah awal dalam setiap pembuatan sistem terintegrasi, oleh karena itu, hal ini sejalan dengan Islam yang menganjurkan peranan penting dalam persiapan.

 

Selanjutnya, pekerjaan seorang teknik industri adalah perbaikan. Perbaikan berarti mengganti sesuatu yang tidak bermanfaat atau tidak baik dengan sesuatu yang lebih baik/bermanfaat. Dalam hal ini, perbaikan yang dilakukan adalah menambah nilai manfaat dalam sebuah sistem terintegrasi. Islam mengajarkan asas kebermanfaatan dan peningkatan nilai dalam kehidupannya. Firman Allah berikut menjelaskan kita tentang manfaat:

“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS. ar-Ra’d, 13:17).

 

Karena itulah, asas manfaat ini sangat sesuai dengan Islam dan tidak bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai Islam. Rasulullah juga menyinggung tentang kebermanfaatan dalam hadist, “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia (lainnya).” (HR. Bukhari Muslim), walaupun dalam hal ini kebermanfaatan yang dimaksud adalah sesama manusia. Salah satu objek Teknik Industri adalah manusia, dimana di Teknik Industri juga dipelajari bagaimana mengatur pekerja, membuat sistem kerja yang sehat dan aman, dan sebagainya.

 

Sama dengan kebermanfaatan, hal utama yang dituju dalam pembuatan sistem kerja (pekerjaan ketiga Sarjana Teknik Industri) bagaimana membuat sistem kerja terintegrasi yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Karena itu pembuatan sistem kerja ini tidak semua bertentangan dengan Islam, bahkan ada yang sejalan. Hal-hal yang bertentangan dengan Islam akan dibahas selanjutnya.

 

 

Objek Kajian

 

Objek utama dari disiplin ilmu Teknik Industri (TI) adalah sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan, energi.

 

Dalam disiplin ilmu TI dipelajari bagaimana manusia bekerja, beraktivitas dengan produktif, dan berinteraksi dengan lingkungan kerja secara nyaman. Jikalau dalam Islam manusia bisa bertindak sebagai subjek dan objek, dalam TI manusia hanya diletakkan sebagai objek, yaitu sesuatu yang dipelajari untuk mencapai tujuan yaitu hasil yang maksimal. Tujuan dipelajarinya manusia bukan untuk mencapai perbaikan kualitas manusia, tetapi mencapai perbaikan kualitas sistem dengan menjaga manusia sebagai operator. Bagaimanapun manusia yang sehat dan bekerja dalam kenyamanan akan menambah produktivitas sistem kerja tersebut, sehingga dicapailah keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang sesedikit mungkin (teori Kapitalisme Adam Smith).

 

Material juga merupakan objek studi TI karena dalam menyusun sebuah sistem kerja yang integral (menyeluruh, bukan parsial), dibutuhkan elemen bahan baku, dalam hal ini material. Termasuk material yang dipelajari oleh ilmu TI adalah besi (al-Hadid), yang juga disinggung dalam Alquran dalam potongan surat al-Hadid(57) ayat 25 berikut:

“...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”

 

Selain itu, mempelajari material berarti mempelajari tentang alam. Dengan mempelajari alam ini, akademisi TI bisa bertafakur tentang alam, sehingga bisa saja menjadi pengingat akan kekuasaan Allah.

 

Informasi dalam ilmu TI bermakna segala hal yang berhubungan dengan penyampaian berita, baik mengenai keadaan suatu sistem kerja yang telah terbangun, ataupun berita tentang luar sistem kerja yang berakibat pada sistem kerja tersebut. Contohnya, pada sistem kerja restoran, harga bahan baku seperti nasi adalah informasi di luar sistem kerja yang berpengaruh terhadap sistem kerja tersebut. Rasulullah menganjurkan setiap muslim selalu update terhadap setiap perkembangan yang ada dalam aspek kehidupan, hal ini tertera dalam hadist: “Sampaikanlah walau satu ayat...”

 

Islam sangat melarang umatnya kuper (kurang pergaulan), karena salah satu permasalahan umat Islam saat ini adalah do’fut tsaqofah (lemahnya pengetahuan). Karena itulah, hendaknya tiap-tiap muslim rajin membaca dan mengupdate informasi untuk menambah wawasan (QS. al-‘Alaq, 96:1).

 

Peralatan sebagai objek kajian TI maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk memudahkan pekerjaan. Islampun membolehkan menggunakan alat apa saja untuk melakukan suatu pekerjaan asalkan sesuai syariat Islam. Jadi tidak ada masalah berarti dalam penggunaan alat sebagai pembantu pekerjaan.

 

Energi yang dimaksud dalam objek TI adalah segala daya/kemampuan yang dapat digunakan untuk mendukung terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien. Dalam penerapannya, daya/kemampuan yang dipergunakan ini bisa dari bermacam-macam sumber, seperti manusia, mesin, hewan, dsb. Allah menyinggung agar kita menggunakan daya/kemampuannya dalam berbuat kebaikan:

“...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maa’idah, 5:2).

 

Dari ayat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa objek kajian TI berupa daya sesuai dengan nilai-nilai Islam, yaitu penggunaan daya sebesar-besarnya di dalam kebaikan, yang dalam hal ini adalah mendukung kelancaran sistem kerja yang baik.

Tidak ada komentar: