TEKNIK INDUSTRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
“...niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. al-Mujaadilah, 58:11).
Teknik Industri
sebagai salah satu disiplin ilmu, tentunya wajib untuk dipelajari (tertera
dalam hadis). Sebagai ilmu yang notabene hasil pemikiran manusia, tentu
sangatlah banyak kekurangan dalam disiplin ilmu ini, dan tidak jarang juga
beberapa aspek dalam ilmu ini bertentangan dengan Islam. Kita akan mencoba
membahas satu per satu kata kunci dari definisi Teknik Industri menurut The Institue of Industrial Engineers (IIE), yaitu:
·
Pekerjaan: Desain, perbaikan, dan membuat sistem
terintegrasi.
·
Objek: Sistem terintegrasi dari manusia, material,
informasi, peralatan, energi.
·
Tujuan: Hasil yang maksimal.
Pekerjaan
Pekerjaan utama
seorang Industrial Engineer adalah mendesain, memperbaiki, dan membuat suatu
sistem terintegrasi. Mendesain adalah merancang atau merencanakan, tentu saja
yang didesain adalah objek yaitu sistem terintegrasi. Dalam pandangan Islam,
desain/merancang ini sangatlah dianjurkan karena persiapan merupakan bagian
dari jihad/kesungguhan (hadist). Artinya, desain ini mempunyai peranan penting
sebagai langkah awal dalam setiap pembuatan sistem terintegrasi, oleh karena
itu, hal ini sejalan dengan Islam yang menganjurkan peranan penting dalam
persiapan.
Selanjutnya,
pekerjaan seorang teknik industri adalah perbaikan. Perbaikan berarti mengganti
sesuatu yang tidak bermanfaat atau tidak baik dengan sesuatu yang lebih
baik/bermanfaat. Dalam hal ini, perbaikan yang dilakukan adalah menambah nilai
manfaat dalam sebuah sistem terintegrasi. Islam mengajarkan asas kebermanfaatan
dan peningkatan nilai dalam kehidupannya. Firman Allah berikut menjelaskan kita
tentang manfaat:
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka
mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih
yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu,
akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat
kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan.” (QS. ar-Ra’d,
13:17).
Karena itulah,
asas manfaat ini sangat sesuai dengan Islam dan tidak bertentangan dengan
ajaran/nilai-nilai Islam. Rasulullah juga menyinggung tentang kebermanfaatan
dalam hadist, “sebaik-baik manusia adalah
yang bermanfaat bagi manusia (lainnya).” (HR. Bukhari Muslim), walaupun
dalam hal ini kebermanfaatan yang dimaksud adalah sesama manusia. Salah satu objek
Teknik Industri adalah manusia, dimana di Teknik Industri juga dipelajari
bagaimana mengatur pekerja, membuat sistem kerja yang sehat dan aman, dan
sebagainya.
Sama dengan
kebermanfaatan, hal utama yang dituju dalam pembuatan sistem kerja (pekerjaan
ketiga Sarjana Teknik Industri) bagaimana membuat sistem kerja terintegrasi
yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Karena itu pembuatan sistem
kerja ini tidak semua bertentangan dengan Islam, bahkan ada yang sejalan.
Hal-hal yang bertentangan dengan Islam akan dibahas selanjutnya.
Objek Kajian
Objek utama dari
disiplin ilmu Teknik Industri (TI) adalah sebuah sistem terintegrasi yang
terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan, energi.
Dalam disiplin
ilmu TI dipelajari bagaimana manusia bekerja, beraktivitas dengan produktif,
dan berinteraksi dengan lingkungan kerja secara nyaman. Jikalau dalam Islam
manusia bisa bertindak sebagai subjek dan objek, dalam TI manusia hanya
diletakkan sebagai objek, yaitu sesuatu yang dipelajari untuk mencapai tujuan
yaitu hasil yang maksimal. Tujuan dipelajarinya manusia bukan untuk mencapai
perbaikan kualitas manusia, tetapi mencapai perbaikan kualitas sistem dengan menjaga
manusia sebagai operator. Bagaimanapun manusia yang sehat dan bekerja dalam
kenyamanan akan menambah produktivitas sistem kerja tersebut, sehingga
dicapailah keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang sesedikit mungkin (teori
Kapitalisme Adam Smith).
Material juga
merupakan objek studi TI karena dalam menyusun sebuah sistem kerja yang
integral (menyeluruh, bukan parsial), dibutuhkan elemen bahan baku, dalam hal
ini material. Termasuk material yang dipelajari oleh ilmu TI adalah besi
(al-Hadid), yang juga disinggung dalam Alquran dalam potongan surat
al-Hadid(57) ayat 25 berikut:
“...Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Selain itu,
mempelajari material berarti mempelajari tentang alam. Dengan mempelajari alam
ini, akademisi TI bisa bertafakur tentang alam, sehingga bisa saja menjadi
pengingat akan kekuasaan Allah.
Informasi dalam
ilmu TI bermakna segala hal yang berhubungan dengan penyampaian berita, baik
mengenai keadaan suatu sistem kerja yang telah terbangun, ataupun berita
tentang luar sistem kerja yang berakibat pada sistem kerja tersebut. Contohnya,
pada sistem kerja restoran, harga bahan baku seperti nasi adalah informasi di
luar sistem kerja yang berpengaruh terhadap sistem kerja tersebut. Rasulullah
menganjurkan setiap muslim selalu update
terhadap setiap perkembangan yang ada dalam aspek kehidupan, hal ini tertera
dalam hadist: “Sampaikanlah walau satu
ayat...”
Islam sangat
melarang umatnya kuper (kurang
pergaulan), karena salah satu permasalahan umat Islam saat ini adalah do’fut tsaqofah (lemahnya pengetahuan).
Karena itulah, hendaknya tiap-tiap muslim rajin membaca dan mengupdate
informasi untuk menambah wawasan (QS. al-‘Alaq, 96:1).
Peralatan sebagai
objek kajian TI maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
memudahkan pekerjaan. Islampun membolehkan menggunakan alat apa saja untuk
melakukan suatu pekerjaan asalkan sesuai syariat Islam. Jadi tidak ada masalah
berarti dalam penggunaan alat sebagai pembantu pekerjaan.
Energi yang
dimaksud dalam objek TI adalah segala daya/kemampuan yang dapat digunakan untuk
mendukung terciptanya sistem kerja yang efektif dan efisien. Dalam
penerapannya, daya/kemampuan yang dipergunakan ini bisa dari bermacam-macam
sumber, seperti manusia, mesin, hewan, dsb. Allah menyinggung agar kita
menggunakan daya/kemampuannya dalam berbuat kebaikan:
“...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (QS. al-Maa’idah, 5:2).
Dari ayat di atas
kita dapat menyimpulkan bahwa objek kajian TI berupa daya sesuai dengan
nilai-nilai Islam, yaitu penggunaan daya sebesar-besarnya di dalam kebaikan,
yang dalam hal ini adalah mendukung kelancaran sistem kerja yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar