PEMIMPI…
[N]
Setiap
orang pasti pernah bermimpi.
Entah bermimpi dalam lelap, ataupun mimpi saat sadar.
Dan mimpi-mimpi itu juga ada yang bisa dibangun, dicapai, dan diraih. Akan
tetapi ada juga yang tidak dapat diraih. Yang lebih celaka lagi, jika suatu mimpi
bisa diraih, akan tetapi tidak ada effort
untuk meraih mimpi-mimpi tersebut.
Dalam kehidupan, selalu ada
watak manusia yang selalu bermimpi, bermimpi tentang hari esok dan masa depan. Akan
tetapi, tidak semua manusia yang bermimpi tersebut dapat meraih mimipi yang ia
impikan. Hal ini bisa saja dikarenakan memang mimpi tersebut yang tidak feasible diraih, atau memang dia sudah
berusaha kuat untuk meraihnya, tapi Allah berkehendak lain. Inilah yang bisa disebut sebagai seorang pemimpin.
Sementara di lain sisi, ada
yang memang suatu mimpi itu feasible untuk diraih,
tetapi tidak ada usaha yang berarti untuk meraihnya.
Inilah
yang disebut pemimpi.
Sedikit memang bedanya, akan
tetapi pada kenyataannya, perbedaan ini sangat signifikan.
Pemimpin
adalah seseorang yang mempunyai visi besar, narasi besar,
dan keinginan besar, lalu bergerak
dan maju untuk meraih visi
tersebut setelah merancangnya.
Seorang
tauladan ummat pernah berkata bahwa setiap kita
adalah pemimpin, dan suatu saat
kita akan
dimintai pertanggungjawaban
atas apa yang telah kita pimpin
selama kehidupan ini. Apakah kita berhasil memimpin hati dan
pikiran kita saat badai yang menerjang keimanan datang tanpa diperkirakan?
Apakah kita berhasil mencapai
narasi besar kita menjadi hamba
yang bertaqwa? Semua
itu akan
dimitai pertanggungjawabannya
kelak.
Dalam kehidupan, terkadang ada
visi-visi dan narasi besar yang memang harus dicapai dengan kerjasama. Dimana
jika hal itu kita lakukan sendiri, maka akan tidak feasible untuk dicapai. Oleh karena itulah, disini kita perlu
berhimpun, kita perlu bersama, dan kita perlu bergerak beriringan untuk
mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikenal dengan konsep amal jama’i .
Seorang yang cerdas tanpa
kuliah pernah berkata, jika kita bergerak bersama untuk mencapai suatu tujuan,
minimal dua orang, maka salah satu dari kita harus menjadi pemimpin atas yang
lain. Pemimpin yang menyatukan gerak para “pasukannya” untuk mencapai tujuan
bersama secara Islami, bukan tujuan pribadi ataupun tujuan beberapa golongan.
Memilih seseorang untuk
menjadi pemimpin bukanlah perkara mudah, karena ini akan menyangkut
ketercapaian tujuan bersama suatu pergerakan. Tapi bukan karena itu saja yang
menyebabkan hal ini tidak mudah, ada penyebab lain mengapa ini menjadi perkara
sulit, yaitu langkah yang diambil dalam mencapai tujuan bersama tersebut,
apakah sudah berusaha agar sesuai dengan tuntunan Islam, ataukah tidak. Dan
sebenarnya, ini yang merupakan hal terpenting, yaitu process orientation. Masalah hasil dari suatu usaha, sebenarnya itu
sudah menyangkut hak prerogatif Allah. Karena proses yang harus sesuai dengan
nilai-nilai Islam inilah, setiap pemimpin juga hendaknya dipilih berdasarkan
panduan Islam.
Pemimpin dipilih berdasarkan
dua hal. Pertama, karena figur dan kepribadiannya. Kedua, karena ideologi yang
ia gunakan, dalam hal ini bisa tercermin dari visi, misi, dan strategi yang ia
gunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar