Rabu, 20 Agustus 2008

Di balik kecantikan Bandung (Bag. 4, habis)

Bandung Supermall dan Cipaganti Group

Tahukah anda, bahwa salah satu lambang yang cukup dikenal bagi kaum Masonis (Freemason) Yahudi ialah sebuah piramida, tepatnya piramida terpancung (unfinished pyramid), lambang ini sudah jelas-jelas tertera di pecahan mata uang USD 1. Mengapa piramida? Hal ini mungkin berhubungan dengan filosofi Fir’aun dan nabi Musa AS (Moses), tapi wallahu a’lam. Jika melihat gambar piramida di bawah ini, maka masyarakat Bandung setidaknya akan teringat dengan dua komponen yang sudah sangat familiar di Bandung. Yang pertama adalah BSM atau Bandung SuperMall, yang notabene merupakan mall termegah di Bandung, dan yang kedua ialah Cipaganti Group.

Dari situs BSM, diketahui dengan sangat jelas bahwa BSM adalah milik TRANS CORPORATION. Anda bisa tahu sendiri bahwa TRANS CORP adalah pemilik sah TRANS TV dan juga TRANS 7, yang gonjang-ganjing logo TRANS TV beberapa periode lalu saya bahas di post sebelum ini.

Lambang piramid ini juga terpampang dengan sangat jelas pada logo CIPAGANTI GROUP, perusahaan otojasa –terbesar- di Bandung yang salah satu brand-nya terkenal dengan shuttle travel service Jakarta-Bandung. Terakhir kali membuka situs CIPAGANTI GROUP, mereka tampak menjalin kerjasama dengan Carrefour, tapi apalah daya, karena saya adalah makhluk yang sok tau, maka belum dapat dibuktikan juga dengan sangat jelas ada apa dibalik pemakaian logo piramid pada dua perusahaan ini?

Penutup

Sebenarnya sangat banyak sekali tanda-tanda Yahudi di Bandung pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Akan tetapi, bukti-bukti yang ada belum dapat menyingkap tabir gelap zionisme di Indonesia. Saya harap dengan posting ini, pembaca dapat menarik kesimpulan dan kebaikan dari bacaan ini. Ada baiknya berhati-hati dalam setiap tindakan dan selalu memintalah kepada Allah agar tetap istiqamah di jalan-Nya.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. al-Baqarah : 120)

Wallahu a’lam

Referensi:

Surat cinta dari Allah: al-Qur’an

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/18/0013.html

http://www.eramuslim.com/berita/tha/7c10063101-lima-anggota-libforall-indonesia-temui-shimon-peres-yerusalem.htm

http://hendraibrahim.blogs.friendster.com/my_blog/2007/12/indra_hutabarat.html

http://www.transtv.co.id/

http://www.bandungsupermal.com/main.php

http://cipaganti.co.id/

Jumat, 08 Agustus 2008

Di balik kecantikan Bandung (Bag. 3)

Sharon Bandung

Sharon adalah sebuah perusahaan roti asal Bandung, entah apa yang melatarbelakangi pemilik perusahaan ini untuk mengambil nama “sharon” sebagai nama perusahaannya. Akan tetapi, apapun itu, yang jelas, nama sharon itu sudah familiar bagi orang-orang Yahudi, lihat saja mantan PM Israel, Ariel Sharon (walaupun tidak bisa langsung di “judge”). Ada satu hal yang lebih meyakinkan saya tentang perusahaan roti ini. Di salah satu jenis rotinya, yaitu bagelen, sang perusahaan ini mencantumkan lambang bintang david!

Percaya atau tidak, lambang ini begitu jelas, hanya saja, lambang ini mengalami sedikit modifikasi, yaitu pada sudut-sudutnya, di gambar ini, sudutnya dibuat curve, alias melengkung. Di tengahnya, dipampang lambang bunga mawar. Anda bisa lihat fotonya sendiri.

Circle K

Saya terkejut dengan pernyataan bapak Dr. Ir. Brian Yulianto, salah satu dosen Teknik Fisika ITB sewaktu menjadi pembicara dalam Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Daerah ke 20 (FSLDKD-XX) di STT Telkom (IT Telkom), 28 Juni 2008 yang lalu. Dalam pernyataan yang masih saya ingat waktu itu, beliau menyebut bahwa perusahaan stores asal Texas yang menjamur di Bandung ini tiada lain tiada bukan adalah kaki tangan Yahudi, lebih tepatnya Freemason. Lebih jauh, beliau berkata bahwa Circle K dalam masyarakat Yahudi ibarat sertifikasi “halal” dari MUI untuk produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik. Jadi, semua barang yang dijual di C-K (Circle K), berarti “halal” bagi Yahudi. Sempat tercengang juga mendengar kabar ini, mengingat banyaknya cabang Circle K di Bandung.

Lalu saya pensaran, biasanya pihak Yahudi selalu mencantumkan lambang-lambang keyahudiannya di setiap produknya, tapi ternyata, awalnya saya tidak menemukan unsur itu di lambang C-K. Tapi, setelah diutak-atik, saya menemukan sebuah kemiripan, entah sebuah kebetulan, atau memang fakta, lambang C-K itu mirip gambaran mata sebuah dewa Yahudi, yaitu Dewa Horus. Dapat! Pikir saya setelah menemukan kemiripan itu. Caranya, flip vertical lambang C-K, setelah itu rotate 90 derajat clockwise, dan lihatlah ini.

Bandung TV

Masih ingat perdebatan panas tentang lambang TRANS TV beberapa periode lalu di media? Waktu itu, lambang TRANS TV disinyalir sangat mirip dengan lambang Freemason, percaya atau tidak, gambar-gambar kemiripan itu berkembang pesat di internet. Akan tetapi, apakah ada hubungan “darah” atau tidak, lambang Bandung TV-pun juga mempunyai kemiripan dengan lambang TRANS TV yang notabene mirip lambang Freemason. Lambang Freemason ini juga sudah sangat familiar di Indonesia, yaitu Carrefour, yang memang sudah terbukti hubungannya dengan pemasukan dana Freemason Yahudi Israel, coba saja cermati gambar berikut. Jangan terkejut ya.

Well, percaya atau tidak, tapi itulah kenyataan, tanpa direkayasa.

Jumat, 01 Agustus 2008

Di balik kecantikan Bandung (Bag. 2)

Sejarah Kota Bandung

Menurut wikipedia, Bandung awalnya berupa bagian dari kerajaan Pajajaran yang berpusat di Bogor. Tidak banyak dokumentasi keadaan Bandung dikala itu, sampai Islampun menyebar se-Indonesia. Setelah itu, datanglah Belanda sekitar tahun 1799 dengan membawa dan sekaligus mengenalkan Freemasonry, sebuah organisasi perkumpulan Yahudi yang berbasis kalo tidak salah di Belanda tersebut. Freemasonry gencar diajarkan oleh mereka-mereka dengan kamuflase VOC. Untungnya setelah itu VOC bangkrut dan Bandungpun kembali dipegang oleh pemerintah Belanda.

Di tangan Belanda, Bandung dan sekitarnyadikembangkan menjadi daerah pertanian dan perkebunan terkenal, yaitu sekitar Subang, dan Pengalengan. Teh, Tebu, dan Kopi menjadi penarik belanda untuk betah di Bandung seraya menggencarkan Freemason dan Zionisnya. Kota Bandungpun yang awalnya berpusat di tepi sungai Cikapundung (daerah Gedung Merdeka, ABC, Banceuy sampai Viaduct) atas perintah Daendels tahun 1810 di expanded ke arah utara yang memang sebelumnya adalah komplek perumahan menir-menirah elit Belanda (daerah Dago, Cipaganti, Sukajadi, sampai Setiabudi).

Bandung beberapa tahun kemudian gegap gempita dan namanya “meledak” seantero Eropa Barat (Belanda). Hasilnya, lihatlah Braga yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan baru Asia Tenggara saat itu, Homann dengan kemewahannya, dan seputaran selatan Stasiun Hall sampai ke arah timur, yaitu simpang lima. Berbondong-bondong Belanda masuk Bandung, terlebih-lebih Freemasonry yang diboncengnya.

Bagaikan penderitaan tiada akhir, setelah Belanda menguasai Bandung, sekitar 1941 Jepang datang ke Bandung. Tapi trackhistory Bandung di tangan Jepang tidak terlalu menarik untuk dibahas. Akhirnya, pada tahun 1945, Indonesia merdeka. Setelah merdeka, Bandung belum sepenuhnya “merdeka” karena masih ada pertempuran antara pejuang dengan Jepang (lihat gua jepang di THR Juanda), tahun 1946 meletuslah apa yang disebut Bandung Lautan Api.

Tapi konflik ini tidak berlangsung lama. Akhirnya, tidak lama setelah itu, Indonesia mendapatkan sebuah pengakuan kedaulatan pertama dari Mesir atas desakan Ikhwanul Muslimin Mesir, sebuah gerakan yang didirikan oleh Hasan al-Banna. Kemudian, pengakuan kedaulatan itu disusul oleh Belanda. Nampaknya “silaturrahmi” sisa anggota Freemasonry di Bandung dengan di Belanda masih erat dengan keluarnya pengakuan kedaulatan ini.

Benar saja, pada tahun 1950, Raymond Westerling, seorang mantan komandan pasukan khusus Belanda mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang dan masuk ke Bandung, yang dikenal dengan Kudeta Ratu Adil atau disebut Pemberontakan Ratu Adil, dengan pasukan-pasukan pendukungnya yaitu Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Ratu Adil sendiri merupakan sebuah nama lain dari sebuah dewa kepercayaan Yahudi, sering disebut Messiah atau Mashiakh. Dalam Nasrani, Messiah dipercaya sebagai Masih (Isa al-Masih). Jadi, jelaslah bahwa Kudeta Ratu Adil ini adalah propaganda Freemason Yahudi untuk kembali bertaring di Indonesia, terutama Bandung. Maka dengan inilah, mungkin jejak-jejak bahkan pergerakan Yahudi di Bandung sangat terasa.

Meneliti Yahudi Bandung

KKR Jabar

Perlu ditegaskan di awal, bahwa semua Yahudi di Indonesia dalam KTP-nya beragama Nasrani, bahkan ada yang beragama Islam, Waspada! Kegelisahanku bermula saat sedang ke Nurul Fikri Buah Batu, di sekitar Jalan Pelajar 45, saya melihat sebuah spanduk ucapan, dari KKR Jabar, lambang KKR Jabar itu adalah lambang Bintang David, tanpa ada sedikit editanpun, benar-benar seperti Bintang David yang ada di bendera Israel. Adapun KKR Jabar, menurut Sabili, adalah Koalisi Kebangkitan Rakyat Jawa Barat. Lebih jauh tentang KKR, tidak ada yang mengetahui secara detil siapa pendiri dan apa tujuannya, atau minimal AD/ART-nya. Berikut adalah foto spanduknya.

Menurut Sabili, spanduk itu merupakan dukungan terhadap BAKAL CALON gubernur Jawa Barat dalam Pilkada Jabar beberapa bulan lalu, yang dimenangi pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf. Usut punya usut, BaLon ini bernama Indra Hutabarat. Ia mengaku dicalonkan oleh partai Golkar, tapi ternyata setelah di crosscheck, pihak Golkarpun tidak mengakui/mengetahui nama seorang Indra Hutabarat. Indra Hutabarat sendiri merupakan seorang anggota dari Yayasan Simon Perez. Bagi yang tidak tahu Simon Perez, silakan search sendiri di Google, akan ditemukan bahwa ia adalah seorang aktivis perdamaian Yahudi.

Terbuktilah sudah SALAH SATU gerakan Yahudi-isme di Bandung.