Rabu, 22 April 2009

Yaa Ayyuhal Muzzammil...

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. al-Israa’, 17:79)

 

Teman-teman sekalian, Allah SWT telah menganjurkan kita melalui ayat di atas untuk bertahajjud kepadanya di malam hari, terutama di seperiga malam terakhir, yaitu sekitar jam 2 sampai jam 4 dini hari. Banyak ayat di Alquran yang menerangkan tentang tahajjud ini, salah satunya ayat di atas.

 

Tahajjud bisa dibilang sebuah kesempatan yang nikmat untuk mendekatkan diri kepada Allah, curhat kepada-Nya, mengadu dan mengeluh kepada-Nya di tengah malam yang sunyi dengan khusyuk di saat orang-orang terlelap dalam tidurnya. Karena begitu dekatnya kita dengan Allah pada saat tahajjud, maka doa dan harapan yang kita panjatkan-pun insya Allah akan diijabah oleh Allah. Berikut beberapa keutamaan tahajjud:

 

  1. Menghapus dosa perbuatan-perbuatan buruk.

 

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Huud, 11:114)

 

  1. Mengangkat derajat kita di hadapan Allah.

 

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. al-Israa’, 17:79)

 

Masih banyak keutamaan tahajjud yang tidak dicantumkan dalam tulisan ini. Yang pasti, pada awalnya tahajjud ini diwajibkan oleh Allah SWT (QS. Al-Muzzammil, 73:2), namun, setelah turun ayat 20 pada surat yang sama, tahajjud menjadi sunnah. Maka, terbayang khan pentingnya tahajjud.

 

Nah, setelah tahu keutamaan tahajjud, sekarang mari kita sama-sama belajar mengenai tips-tips membiasakan tahajjud, dari mulai tahap awal seorang “pemula” tahajjud hingga seorang “master” tahajjud. Berikut tips-tipsnya:

 

  1. Niatkan dan azzamkan

Rasulullah sudah sangat mewanti-wanti dalam hadistnya, tentang niat, yaitu segala amal tergantung niatnya, niat ini bisa menjadikan dua hal, pertama, diterima atau ditolaknya sebuah ibadah, dan yang kedua, terlaksana atau tidaknya sebuah ibadah.

 

Niat yang ikhlas untuk mendapat ridha Allah akan membuat sebuah ibadah bernilai amal shalih dan diterima oleh Allah SWT, sebaliknya, jika tidak ikhlas, ibadah akan tertolak. Niat yang ikhlas karena Allah ini selanjutnya akan mengalir menjadi semangat untuk menggerakkan kita melakukan suatu ibadah, karena ridha Allah adalah suatu cita-cita besar seorang muslim, maka seharusnya niat mendapat ridha Allah menjadi aliran darah semangat tersendiri bagi diri.

 

Seorang bijak pernah berkata, “Ini tidak akan terlaksana jika kalian tidak menganggap ini penting.” Terkait azzam (tekad yang bulat), maka sudah seharusnya sebuah niat diiringi tekad sebagai katalisator pembentuk pergerakan, tekad ini juga menunjukkan kesungguhan seseorang atas apa yang diniatkannya. Rasulullah pernah berkata, “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, ia akan berhasil.”

 

Jadi, sebelum tidur, saat mata akan terpejam, niatkanlah dan tekadkanlah dalam hati untuk bangun tahajjud. Tambahkanlah tekad yang bulat itu dengan tawakkal kepada Allah, wujudnya dengan berdoa dan menggantung harapan kepada Allah, mudah-mudahan Dia memudahkan kita untuk bangun.

 

  1. Hindari kekenyangan sebelum tidur

Pada tau semua lah yaa, kalo kita sedang dalam kondisi kekenyangan abis makan, maka yang timbul tiada lain adalah rasa kantuk dan malas. Itu hal yang manusiawi, yang memang tidak dapat kita hindari, jadi tinggal bagaimana kita menyiasatinya saja. Untuk itu, hindari makan kenyang yang dekat dengan tidur. Kalau bisa, makan malamlah paling telat sekitar dua jam sebelum tidur.

 

  1. Berwudhu sebelum tidur

Tidur dalam kondisi bersih juga dapat membantu kita mudah bangun. Sebelum berwudhu, ada baiknya juga sikat gigi dahulu, kemudian setelah wudhu, bisa juga diikuti dengan shalat witir satu atau tiga rakaat sebelum tidur, menjaga apabila kita tidak dapat bangun untuk tahajjud, atau bisa juga dengan tilawah sekitar satu sampai dua halaman sebelum tidur.

 

Intinya, kita harus tidur dalam kondisi yang sangat baik, sehingga membuat nyaman dan membuat tidur juga lebih nyenyak, sehingga bangun lebih segar.

 

  1. Cepat tidur, cepat pula bangunnya

Rasulullah membiasakan diri untuk tidur cepat dan bangun juga lebih cepat. Sekitar jam 9 malam Rasul telah siap untuk tidur dan menghindari bercakap-cakap dengan sahabat-sahabatnya sekalipun, dan telah bangun sekitar jam 1 malam untuk selanjutnya tahajjud.

 

Mungkin ini hal yang kecil, tapi berdampak cukup besar. Tidur lebih awal akan membuat kita lebih segar saat bangun. Tidur lebih cepat bukan menambah waktu tidur dan mengurangi waktu aktivitas, akan tetapi hanya menggeser waktu tidur dan waktu aktivitas. Yang biasanya kita belajar sampai jam 1 malam dan baru bangun sekitar jam 5 pagi, lebih baik tidur jam 11 malam dan bangun jam 3 pagi, toh sama-sama empat jam.

 

Pada malam hari, sekitar jam 11-12 malam, tubuh kita mengalami puncak produksi sel darah merah, yang akan membawa oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Maka, akan lebih baik jika pada jam itu, kita dalam keadaan tidur, sehingga darah segar akan mudah diproduksi dan diedarkan ke seluruh tubuh, sehingga bangunpun kita akan merasakan kesegaran dan tidak merasa kantuk, percaya deh. Itulah mengapa Rasul selalu tidur lebih awal untuk selanjutnya bangun lebih awal. Dan mungkin itulah sebab mengapa Rhoma Irama menciptakan lagu, “begadang jangan begadang.” Hehe..

 

  1. Gunakan teknologi dong...

Hari gini ga punya alarm? Beuh, kebangetan. Tinggal buka handphone, cari fitur alarm, setel alarm untuk tahajjud, dan jauhkan hape dari tempat tidur, sehingga membuat kita harus bangun dan berdiri untuk mematikannya.

 

Ada baiknya nada alarm yang disetel membangkitkan semangat dan mengagetkan, mungkin lagu rock, hehe.. Sangat baik apabila nada alarm hape kita untuk membangunkan tahajjud adalah lantunan merdu Alquran, seperti surat Al-Muzzammil.

 

Yaa ayyuhal muzzammil, qumillayla illaa qoliila, nishfahuu awinkush minhu qoliila...

 

Hmm.. perasaan gampang deh nyari mp3 murottal Alquran, cari aja ke temen2, atau di internet, atau di trotoar jalan ganesha, yang deket2 tempat jual DVD game. Apalagi kalo hari Jum’at, banyak banget. Coba sekali2 baca dan pahami arti surat Al-Muzzammil, surat ke-73 dalam Alquran.

 

Gunakan juga alarm berlapis jika perlu. Pokoknya paksa deh diri kita supaya kita bangun, he..

 

  1. Tidur berkualitas

Cobalah tidur dalam keadaan bersih, dan tidurlah lebih awal. Trus, posisi tidur juga menentukan kualitas tidur kita. Posisi menetukan prestasi. Tidur sesuai cara Rasul adalah yang paling baik, jangan ada organ tubuh yang tertindih bagian yang lain saat tidur, untuk itu, Rasul tidur dalam keadaan terlentang. Bosan tidur terlentang? Rasul juga sering tidur miring, yaitu miring ke kanan, mengapa? Coba raba jantung kita, letaknya di mana? Yap, sebelah kiri. Maka, tidur miring ke kanan sangatlah melindungi jantung, karena jantung tidak tertindih oleh bagian tubuh lain. Cerdas khan Rasul...

 

  1. Begitu bangun, langsung wudhu dan shalat

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa orang tidur itu terikat oleh tiga ikatan. Ikatan pertama lepas saat ia terbangun dari tidurnya, ikatan kedua lepas jika ia berwudhu setelah itu, dan ikatan ketiga lepas saat ia shalat setelah itu. Hmm.. Jelas banget ya. Jadi, kalo udah melek, jangan liat-liat bantal dan kasur lagi, langsung bangkit dan berwudhu, kemudian shalat sunnah, atau langsung tahajjud juga boleh.

 

  1. Mulai dari yang ringan

Jangan paksakan diri kita. Jika menjadi pemula, memang sangat berat godaannya, maka mulai tahajjud dari yang ringan aja dahulu, cukup dua rakaat dengan bacaan surat pendek dalam juz ‘amma, dengan witir satu atau tiga rakaat.

 

  1. Buat suasana romantis...

Waktu untuk berdua dan curhat pada Allah jangan sampai tidak maksimal, buat suasana romatis saat melakukan tahajjud, matikan lampu yang terang, nyalakan lampu redup, kalau perlu, matikan hape, biar ga ada sms atau telepon yang berdering saat kita shalat. Fokuskan perhatian tahajjud, berusahalah semaksimal mungkin untuk khusyuk. Cepat2 tepis pikiran-pikiran yang masuk yang dapat mengganggu saat spesial itu. Begitu juga saat kita curhat dan berdoa.

 

  1. Habis itu, jangan tidur ya

Ini nih, yang biasanya kita lakukan setelah tahajjud, tidur! Ya kalo tahajjudnya jam setengah 2 terus tidur dan bangun lagi jam 4 untuk sholat subuh sih sah-sah aja, tapi kalo selesai tahajjud jam setengah 4, trus tidur, kemungkinan besar subuh kita akan telat. Sayang banget khan, kita tahajjud, tapi subuh telat, udah dapet pahala, trus dapet dosa, hehe..

 

Makanya, habis tahajjud, mari gunakan dengan kegiatan yang bermanfaat sambil nunggu adzan subuh. Bisa dengan tilawah, atau baca-baca buku kuliah, mengulang materi kuliah, buka-buka facebook (tapi jangan main game), yang terakhir tidak disarankan, hehe..

 

  1. Konsistensi

Hmm.. transformasi dari pemula menjadi master memang membutuhkan effort yang tidak kecil, lawannya tidur pula. Tapi setelah menjadi master, untuk mempertahankan menjadi master, juga sama, effortnya besar, bahkan boleh jadi lebih besar. Yap, perjuangan itu ada tiga, pertama saat memulai, kedua saat mencapai, ketiga saat menjaga. Berat? Memang. Tapi itulah harga mahal yang harus dibayar agar Allah meridhai kita dengan surga-Nya. Banyak koq orang-orang yang sudah konsisten dalam tahajjud. So, ini membuktikan bahwa hal ini tidaklah sesulit yang dibayangkan.

 

Allah sangat menyukai ibadah yang konsisten, meskipun kecil. Jadi, sangat baik apabila kita konsisten bertahajjud. Ya kalo ga bisa tiap malem, seminggu tiga kali aja, yang penting konsisten.

 

  1. Tularkan

This is the finishing touch. Jangan kemaruk, mari tularkan keshalihan diri menjadi keshalihan sosial, mari tularkan kebaikan yang ada di diri kita menjadi kebaikan lingkungan. Ingat, cukup yang ada pada diri kita, jangan yang ga ada ditular-tularkan, he.. Yap, klo kita udah berhasil konsisten, atau tidak konsisten sekalipun, asal jalan (apa bedanya?), mari tularkan kepada lingkungan kita. Minimal keluarga kita.

 

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-‘Ashr, 103: 1-3)

 

Jadi, hakikatnya, keshalihan bukan hanya milik sendiri. Untuk beruntung, ga cukup cuma beriman dan beramal shalih, tapi perlu saling tular-menular kebenaran dan tular-menular kesabaran (sabar berarti juga sabar dalam menjaga kekonsistenan beriman, beramal shalih, dan menasihati dalam kebenaran).

 

Yap, terima kasih sudah mau membaca panjang-panjang. Tapi, intinya mah, hayu kita terapkan, implementasikan, khan udah tau tips-tips dan langkah-langkahnya. So, met mencoba!

 

 

 

 

Jumat, 03 April 2009

MENUJU PEMILU 2009: Menjadi Pemilih Yang Cerdas

 

Pemilihan umum sebagai bentuk nyata pesta demokrasi telah sebentar lagi akan kita lakukan. Berbagai persiapanpun sudah dilakukan maksimal, baik dari penyelenggara, maupun dari calon. Kartu suara telah didistribusikan ke daerah masing-masing, begitu juga kotak suara, dan daftar pemilih tetap. Tidak mau kalah, para calonpun ramai-ramai memasang media promosi dirinya agar terpilih untuk menduduki jabatan tertentu. Tidak ketinggalan dalam meramaikan suasana pemilu, Fatwa MUI yang mengharamkan golput-pun ikut menjadi pemanis suasana.

 

Sekarang, inti pemilu ada pada diri kita masing-masing, rakyat, sebagai objek sekaligus subjek dalam sistem demokrasi, terlepas apakah demokrasi itu jauh ataupun dekat dengan Islam. Kita-lah yang seharusnya menentukan arah nasib bangsa ini kedepannya dengan mempercayainya kepada para anggota legislatif yang insya Allah akan kita pilih nantinya. Ada satu kata yang menarik di sini, yaitu mempercayai. Ya, pada hakikatnya, pemilu bukanlah ajang memperkaya seseorang karena ia terpilih menjadi aleg (anggota legislatif, red.), pemilu bukan juga ajang unjuk kekuatan partai atau komunitas, bukan juga ajang meraih kekuasaan, akan tetapi ajang memilih, memilih orang yang akan kita percayai untuk mewakili kita. Tentunya, orang yang kita pilih haruslah orang yang amanah (dapat dipercaya).

 

Karena hal ini berkaitan dengan nasib bangsa ini kedepannya, haruslah kita menjadi pemilih yang cerdas. Apa yang harus dilakukan agar menjadi pemilih cerdas ?

·         Ta’aruf, maksudnya kenalan (tak kenal maka ta’aruf). Maksudnya adalah, kenali setiap partai yang ikut ke dalam pemilu. Kalau bisa sedetail mungkin. Hampir semua partai peserta pemilu sudah mempunya website, oleh karena itu, tidak ada alasan sebenarnya untuk tidak mengetahui partai, setidaknya partai yang cukup famous.

·         Tafahum, maksudnya adalah memahami. Pahami partai yang sudah kita kenali. Pahami visi-misi-tujuan yang jelas dari partai-partai itu. Dan telusuri juga ideologi apa yang diusung partai tersebut, dan sejauh mana partai tersebut konsisten mempertahankan ideologi tersebut, dan sejalan atau tidak ideologi tersebut dengan ideologi kita, Islam. Sebab, tujuan kekuasaan adalah untuk eksistensi ideologi. Karena kita Muslim, sudah seharusnya kita pilih partai yang sudah jelas berideologi Islam.

·         Kenali juga track record partai tersebut, apakah partai tersebut pernah terlibat kasus negatif atau tidak, apakah partai tersebut konsisten dalam melakukan aksi sosial atau tidak, apakah kader partai tersebut pernah terlibat kasus atau tidak, apakah kader-kader partai tersebut pernah berprestasi atau tidak. Sistem kaderisasi suatu partai atau organanisasi selalu general, dalam artian, capaian kader yang dihasilkan tidak terlalu berbeda. Oleh karena itu, jika kader-kader suatu partai tidak pernah terlibat kasus (korupsi, suap, dsb.), insya Allah kader lainnyapun tidak, jika kader suatu partai berprestasi, maka insya Allah, kader lain (dalam satu partai) yang menjadi calon dalam pemilu juga akan berprestasi.

·         Rajin-rajin baca buku tentang pemimpin dalam Islam. Dari situ, kita dapat mengetahui kriteria-kriteria apa yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi pemimpin (dalam hal ini, legislatif, red.) yang sesuai dengan Islam.

·         Jika kita sudah menentukan pilihan, maka bulatkan pilihan itu dengan melakukan shalat Istikharah, untuk meminta Allah untuk menetapkan dan meyakinkan hati kita dalam pilihan tersebut, karena biar bagaimanapun, Allah-lah Yang Maha Mengetahui segala yang baik dan yang buruk.

 

Memilih dalam pemilu bukanlah perkara sepele yang mudah ditetapkan hanya dalam waktu satu jam sebelum mencontreng, atau malah menggunakan random sampling untuk memilih wakil rakyat. Kitapun sebagai pemilih nantinya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak atas pilihan kita. Jika kita memilih dengan cerdas dan ingin mengharap ridha Allah, maka insya Allah itulah langkah terbaik yang harus dilakukan. Ingat, nasib bangsa kedepannya, ada di tangan rakyat (kedaulatan rakyat) yang memilih wakil-wakil/pemimpin yang tepat dengan cara yang cerdas. Selamat memilih dengan cerdas !