Sabtu, 22 Januari 2011
Meneropong Perindustrian Nasional: Deindustrialisasi Kian Nyata
Rabu, 12 Januari 2011
Tentang Pemilihan Pemimpin dan Pemilu
Bismillah..
Proses
pemilu dan pencalonan pemimpin adalah suatu hal
yang sudah sering kita lihat sekarang.
Semenjak demokrasi menjadi sistem resmi pemerintahan Indonesia, dan semenjak aturan-aturan
itu dikuatkan dengan serangkaian aturan tambahan mengenai proses pemilihan kepala daerah dengan sistem
langsung, kita jadi bertanya-tanya mengenai apakah Islam pernah mencontohkan proses pencalonan pemimpin dan bagaimana
proses pemilihannya. Jawabannya ternyata ada, di
saat pemilihan khalifah pertama pasca Rasulullah wafat, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Isyarat Kepemimpinan
Rasulullah tidak mengutarakan secara jelas dan tersurat
mengenai siapa yang akan menggantikan
beliau kelak jika beliau wafat.
Ia tidak
memberikan wasiat apa-apa mengenai khalifah. Rasulullah nampaknya ingin
menyerahkan permasalahan ini semua kepada
kaum muslimin saat itu.
Namun Rasul selama hidupnya telah memberikan beberapa isyarat mengenai kepemimpinan Abu Bakar. Berikut beberapa hadist yang menguatkan hal itu:
"Ikutilah jejak dua orang setelahku,
Abu Bakar dan Umar" (HR. Tirmidzi, Hakim, Ath-Thabarani)
atau hadist ini:
"Wahai Bilal, jika
waktu shalat telah tiba dan
saya belum juga datang, maka
suruhlah Abu Bakar untuk menjadi Imam" (HR. Imam Ahmad, Abu Daud)
Proses Pembaiatan Abu Bakar
Ada perdebatan
cukup hebat yang terjadi setelah Rasulullah wafat, yaitu penentuan khalifah pengganti Rasulullah. Saat itu, kaum Muhajirin
dan Anshar berkumpul dalam suatu majelis untuk
menentukan. Posisi saat itu adalah
ada seorang 'pemimpin sidang' dari kaum Anshar
yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin, termasuk juga Abu Bakar dan Umar
bin Khattab. Lalu salah seorang Anshar berkata, "Dari kami ada pemimpin
dan dari kalian ada pemimpin". Dan mereka mencalonkan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
Kemudian forum mengalami
kegaduhan dan teriakan-teriakan, dan Umar mengkhawatirkan adanya persengketaan. Kemudian Umar menyeru kepada
Abu Bakar, "Angkat
tanganmu, wahai Abu Bakar!". Setelah itu
Abu Bakar mengangkat tangannya, dan Umar langsung membaiatnya.
Kemudian diikuti oleh kaum
Muhajirin. Dan setelah itu baru
diikuti oleh kaum Anshar.
Lalu Umar berkata, "Maka ketahuilah bahwa kami tidak pernah
menghadiri sama sekali satu majelis
yang sangat genting yang lebih mendapat taufik daripada pembaiatan Abu Bakar. Kami khawatir jika memecah
belah umat..."
*Cerita detail mengenai proses pembaiatan Abu Bakar ini dari
Umar Bin Khattab tatkala berpidato setelah pulang ibadah haji, perkataan
Umar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
Pidato Abu Bakar
Setelah resmi di baiat di
forum, Abu Bakar naik ke atas mimbar,
dan dia melihat
kepada hadirin, dan tidak didapatkan
Zubair. Dia memerintahkan agar Zubair dipanggil, lalu ia datang memenuhi panggilan Abu Bakar. Abu Bakar berkata,
"Kau adalah anak bibi Rasulullah
dan seorang hawari Rasulullah, apakah kau ingin
mengoyak-ngoyak kesatuan kaum muslimin?" Zubair menjawab, "Tidak wahai khalifah
Rasulullah!" lalu ia membaiat
Abu Bakar.
Lalu
Abu Bakar kembali melihat ke forum dan tidak melihat
adanya Ali di sana, kemudian
ia kembali memerintahkan untuk memanggil Ali. Alipun datang memenuhi
panggilan tersebut. Abu Bakar berkata,
"Kau adalah anak paman Rasulullah
dan dia kawinkan
engkau dengan anaknya, apakah kau akan mengoyak-ngoyak
kesatuan kaum muslimin?" Ali menjawab,
"Tidak wahai khalifah Rasulullah!", dan Alipun
membaiatnya.
Keesokan harinya,
diadakan semacam forum kembali dan itu
lebih besar lagi, namun sifatnya
sosialisasi terpilihnya Abu
Bakar. Sosialisasi ini dimulai oleh
Umar. Setelah itu Abu Bakar menyampaikan
pidato di mimbarnya,
"Amma Ba'du. Wahai
manusia! Sesungguhnya saya telah dipilih untuk memimpin
kalian dan bukanlah saya orang terbaik
di antara kalian. Maka, jika saya
melakukan hal yang baik, bantulah saya. Dan jika saya melakukan tindakan yang menyeleweng luruskanlah saya. Sebab kebenaran itu adalah amanah,
sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan.
Orang yang
lemah di antara kalian adalah kuat dalam pandangan
saya hingga saya ambilkan hak-haknya
untuknya, sedangkan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah di
hadapan saya hingga saya ambil
hak orang lain darinya, insya Allah. Dan tidak ada satu
kaumpun yang meninggalkan
jihad di jalan Allah kecuali akan
Allah timpakan kepadanya kehinaan. Dan tidak pula menyebar kemaksiatan kepada satu kaum
kecuali akan
Allah timpakan kepada mereka petaka. Taatlah kalian kepada saya selama
saya taat kepada Allah dan jika saya melakukan
maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka
tidak ada kewajiban taat kalian kepadaku. Bangunlah untuk melakukan shalat, rahimakumullah."
--
Karena
itulah, dalam proses pencalonan sah-sah saja jika
ada seseorang yang mengajukan diri, namun tentunya terlebih dahulu diajukan oleh orang
lain, dengan pertimbangan
yang juga kuat. Saat itu kita sudah
sama-sama mengetahui sejauh mana kapasitas
seorang Abu Bakar dan Umar, sehingga
memiliki bashirah yang kuat mengenai kepemimpinan
Islam yang harus diemban pasca wafatnya Rasulullah.
Sedangkan proses pengangkatan dan musyawarah menunjukkan bahwa demokrasi yang hakiki pernah dilaksanakan
oleh Islam, dimana kekuasaan berada di tangan rakyat
saat itu, dan pemilu merupakan
salah satu caranya. Jangan kita mengelu-elu demokrasi jika hanya dengan proses
pemilihan langsung pemimpin, namun setelahnya rakyat acuh terhadap kepemimpinannya.
Wallahu
a'lam..
-------------------
Maraji'
-Tarikh khulafa' karya Imam As-Suyuthi
Minggu, 02 Januari 2011
Link and Match Gerakan Mahasiswa Terhadap Konsepsi Indonesia Ideal
Link and
Match Gerakan Mahasiswa Dan Konsepsi Indonesia Ideal
Konsepsi
Indonesia Ideal
Islam sebagai sebuah agama yang syumul melingkupi
segala aspek kehidupan di dunia ini. Konsepsi Islam
tidak hanya dibangun dengan konstruksi spiritual dan moralnya saja, tetapi juga
dibangun dari basis ideologi dan pemikiran yang tujuannya untuk mengelola
kehidupan di dunia ini. Istilah populernya adalah
Islam bukan hanya sekedar agama individu, tetapi juga agama masyarakat.
Tujuan besar dari adanya Islam di muka bumi ini adalah
kesejahteraan kehidupan dunia dengan menjadikannya guru peradaban dunia. Kata-kata kesejahteraan dipakai untuk menggambarkan sebuah tatanan
ideal yang tidak hanya baik dari sisi material saja, namun juga dari sisi
moral-spiritual. Karena itulah, Islam dengan segenap
tata nilainya juga menyediakan konsepsi mengenai bagaimana sebuah negara ideal
dibangun, termasuk Indonesia. Ada lima aspek
yang menjadi sorotan Islam untuk membangun sebuah negara yang ideal. Lima aspek tersebut adalah quwwatul iman, ilm, ukhuwah, maal, dan
askar.
Quwwatul Iman
Quwwatul iman bermakna kekokohan keimanan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kekokohan keimanan adalah
kekuatan basis ideologi sebuah negara. Ideologi yang
dipakai sebuah negara haruslah kuat hujjah-hujjahnya, dan juga besar
bukti-buktinya. Basis ideologi inilah yang menjadi nilai-nilai
utama dari setiap aturan-aturan yang diterapkan dalam pengelolaan negara.
Mulai dari undang-undang dasarnya, peraturan pemerintahnya,
hingga kebijakan program dan aksinya. Ini yang sering
kita sebut dengan tata negara yang sehat. Tata negara
ini tidak hanya dinilai dari kesederhanaan birokrasi, kemudahan administrasi,
transparansi, akuntabilitas, dan lainnya. Tata negara
yang sehat berkaitan juga dengan konsistensi ideologis dari tiap aturan yang
ada.
Tata negara yang baik saja juga belum cukup. Sistem
yang baik tidak akan berjalan efektif ketika yang
mengoperasikan sistemnya tidak baik. Untuk itu dibutuhkan
aparat-aparat pemerintahan yang bermoral dan berkompeten di bidangnya. Aparat pemerintahan ini juga harus dipilih melalui mekanisme yang
objektif.
Quwwatul ‘Ilm
Konsepsi kedua adalah quwwatul ‘ilm. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kekokohan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Sejarah telah membuktikan bahwa
kemajuan peradaban salah satunya ditopang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologinya. Kita dapat mengambil contoh penguasaan ilmu pengetahuan
oleh Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa, penguasaan teknologi oleh
Jepang, China, dan India telah membawa negara tersebut menjadi guru-guru bagi
peradaban dunia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik adalah yang
tepat dan berguna. Tepat dalam artian baik dalam mutu
dan biayanya sehingga masyarakat bisa mendapatkannya dengan mudah. Berguna berarti menjawab secara langsung kebutuhan bangsa.
Untuk itulah kegemaran masyarakat akan IPTEK harus
ditingkatkan, karena kebodohan adalah hal yang diperangi Islam.
Quwwatul Ukhuwah
Makna luas dari quwwatul ukhuwah adalah kekokohan
sosial budaya. Konsepsi ideal sosial budaya
meliputi enam aspek. Pertama, sistem pendidikan nasional yang bermutu dan menumbuhkan
SDM yang berkualitas. Kedua, terwujudnya manusia Indonesia yang berkarakter, bermartabat,
dan berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Ketiga, terwujudnya
masyarakat yang sehat paripurna (jasmani, rohani, sosial) dengan pelayanan
kesehatan berkualitas. Keempat, pengembangan seni dan budaya bersifat etis dan relijius
dalam membentuk karakter bangsa yang kokoh, tangguh, mandiri, dan berdaya
inovasi tinggi. Kelima, pemberdayaan
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta membantu proses pembangunan
bangsa yang kontinu.
Quwwatul Maal
Negara yang baik juga harus ditopang oleh kekokohan
perekonomiannya. Perekonomian yang baik adalah perekonomian
yang dapat mengentaskan kemiskinan, meminimalisasi pengangguran, dan
meminimalkan kesenjangan sosial.
Islam juga mengajarkan untuk menghindari adanya riba,
spekulasi, dan perjudian karena ketidakpastian dalam menjalankan perekonomian. Untuk itu, basis perekonomian yang diajarkan Islam adalah yang
berbasis sektor riil. Dengan sektor riil, semua
masyarakat bisa berperan aktif dan kekuatan ekonomi bisa ditingkatkan. Sektor yang penuh spekulasi rentan terhadap krisis dan guncangan.
Selain itu, Islam juga mengajarkan agar kita efisien dalam
mengelola sumber daya alam, agar pembangunan perekonomian bisa berjalan
berkelanjutan. Pemerintah juga harus berperan aktif
dalam menjalankan perekonomian.
Quwwatul Askar
Terakhir adalah quwwatul askar. Sebenarnya definisi askar adalah angkatan perang, namun dalam
konteks sebuah negara besar seperti Indonesia, askar bisa digeneralisasi
menjadi pertahanan dan keamanannya. Konsepsi ideal ini
meliputi enam hal. Pertama,
aparat pertahanan dan keamanan yang berfungsi secara efektif, imparsial, dan
bertanggungjawab. Kedua, masyarakat
yang mempunyai kesadaran keindonesiaan, dan tercerdaskan mengenai serangan
penjajahan gaya baru dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Ketiga, pemerataan dan
kesejahteraan bagi daerah-daerah untuk menghindari separatisme. Keempat, hukum yang
berwibawa. Kelima, swasembada pangan. Keenam, penguasaan
masyarakat atas energi dan sumber daya alam.
Di Bagian
Mana Mahasiswa Bisa Mengambil Peran?
Sekarang tiba saatnya untuk bertanya tentang peran
yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa. Sesuai
dengan peran-peran umum mahasiswa yang sering menjadi bahan kajian yaitu role model, next actor, social control,
dan director of change. Dua
peran pertama dapat kita simplifikasi kepada peran nanti (future), yang dampaknya akan dirasakan di
masa datang, dan pengembangan dirinya dilakukan selama mahasiswa. Sedangkan dua peran terakhir berkaitan dengan peran sekarang (present) yang dampaknya langsung dapat dirasakan.
Peran Pengembangan
Diri
Peran yang dapat dilakukan mahasiswa dalam rangka
mengembangkan dirinya pada dasarnya adalah pembentukan karakter. Pembiasaan perlu dilakukan selama beraktivitas sebagai mahasiswa
sehingga selepas mahasiswa, karakter itu masih membekas sehingga berpengaruh
kepada setiap aktivitasnya selama mengisi kehidupan bermasyarakat. Dalam mengokohkan politik negara, mahasiswa harus membiasakan sejak
dini mengenai good governance yang
meliputi transparansi, professionalitas, dan integritas. Juga harus dibiasakan agar setiap aktivitasnya didasari atas
landasan ideologis yang kuat.
Dalam mengokohkan IPTEK suatu negara, peran
pengembangan diri yang dilakukan mahasiswa adalah kajian dan riset. Kegemaran
terhadap riset lama kelamaan akan menimbulkan budaya
riset. Dalam mengokohkan sosial budaya, mahasiswa harus
berusaha mengembangkan dirinya terkait dengan menjalani pendidikan. Usaha dalam menempuh gelar sarjana haruslah juga dilakukan dengan
baik. Pendidikan yang dilakukan mahasiswa juga harus
dilakukan secara mandiri, hal ini karena sistem pendidikan nasional juga belum
ideal. Kebutuhan-kebutuhan mahasiswa dalam hal selain
akal juga harus dikembangkan agar semua potensi ideal seorang manusia dapat
dikembangkan. Selanjutnya, kita selama mahasiswa juga
harus sering berinteraksi dengan masyarakat agar paham mengenai realitas sosial
di sekitar kita. Dalam bidang seni dan budaya, kita
juga harus berusaha meninggalkan budaya yang negatif, yang tidak sesuai dengan
karakter bangsa kita. Kearifan-kearifan budaya
sekarang mulai tenggelam dan tergantikan oleh budaya yang tidak etis.
Dalam bidang ekonomi, yang perlu dilakukan mahasiswa adalah
mengembangkan diri agar menjadi pengusaha, sehingga kebutuhan akan berkembangnya sektor riil terpenuhi. Menjadi
pengusaha selama mahasiswa bisa dikategorikan sebagai pengembangan diri, selain
juga karya nyata. Kedepannya, diharapkan mahasiswa
bisa menjadi pengusaha yang bergerak dalam sektor riil, bukan sektor moneter.
Dalam bidang pertahanan keamanan, pengembangan diri yang bisa
dilakukan mahasiswa adalah dengan terbiasa menegakkan aturan-aturan hukum yang
berlaku demi kemaslahatan manusia. Dengan ini, nantinya di masa depan
mahasiswa sadar hukum dan ikut serta dalam upaya mengakkan hukum.
Peran karya nyata
Peran yang kedua adalah peran karya nyata. Banyak karya-karya mahasiswa yang dapat ditorehkan dalam usaha
menata kehidupan bangsa. Dalam bidang politik
misalnya, adalah melakukan gerakan sosial politik terkait mengawal dan kritis
terhadap kebijakan, aturan hukum dan perundangan yang tidak sesuai dengan
ideologi Islam. tentunya dengan membahasakannya
dengan bahasa umum. Tidak hanya itu, eskalasi juga bisa
dilakukan mahasiswa hingga ke tataran pengubahan perundang-undangan tersebut
hingga ke Mahkamah Konstitusi. Gerakan sosial politik
ini mencakup tulisan, kajian, dan aksi. Aksi yang
dilakukanpun tidak sekedar demonstrasi.
Dalam bidang IPTEK, yang bisa dilakukan mahasiswa
adalah mengusahakan keprofesiannya agar dapat diaplikasikan di masyarakat. Misalnya dengan merancang suatu alat, instrument, aplikasi, ataupun
sistem yang pada intinya memudahkan masyarakat. Sinergi
keprofesian juga dirasa penting dalam memaksimalkan potensi yang ada pada
mahasiswa. Mahasiswa juga tetap bisa melakukan gerakan
sosial politik terkait kebijakan pemerintah dalam IPTEK, terutama anggaran yang
hingga sekarang masih bermasalah. Selanjutnya dalam
bidang sosial budaya, mahasiswa dapat berkarya nyata dalam melakukan pengajaran
pada anak-anak terlantar, membinanya, dan menjadikannya berdaya guna hingga
mandiri. Atau bisa juga dengan melakukan kritik
terkait sistem pendidikan nasional ataupun pengelolaan budaya.
Dalam bidang ekonomi, peran karya nyata yang bisa
dilakukan selain gerakan sosial politik adalah dengan mengembangkan perekonomian
masyarakat sekitar. Bisa dengan pemberdayaan masyarakat desa dan
pengembangan potensi desa tersebut, atau langsung menjadi wirausaha yang
mempekerjakan orang lain. Dalam bidang pertahanan keamanan,
yang bisa dilakukan adalah gerakan sosial politik terkait kebijakan energi,
pangan, dan hukum yang berlaku. Ataupun dengan
pengembangan keprofesian untuk pangan dan sebagainya.