Kamis, 19 Februari 2009

PEMIMPI... [N] part 1.

PEMIMPI… [N]

 

Setiap orang pasti pernah bermimpi. Entah bermimpi dalam lelap, ataupun mimpi saat sadar. Dan mimpi-mimpi itu juga ada yang bisa dibangun, dicapai, dan diraih. Akan tetapi ada juga yang tidak dapat diraih. Yang lebih celaka lagi, jika suatu mimpi bisa diraih, akan tetapi tidak ada effort untuk meraih mimpi-mimpi tersebut.

 

Dalam kehidupan, selalu ada watak manusia yang selalu bermimpi, bermimpi tentang hari esok dan masa depan. Akan tetapi, tidak semua manusia yang bermimpi tersebut dapat meraih mimipi yang ia impikan. Hal ini bisa saja dikarenakan memang mimpi tersebut yang tidak feasible diraih, atau memang dia sudah berusaha kuat untuk meraihnya, tapi Allah berkehendak lain. Inilah yang bisa disebut sebagai seorang pemimpin. Sementara di lain sisi, ada yang memang suatu mimpi itu feasible untuk diraih, tetapi tidak ada usaha yang berarti untuk meraihnya. Inilah yang disebut pemimpi. Sedikit memang bedanya, akan tetapi pada kenyataannya, perbedaan ini sangat signifikan.

 

Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai visi besar, narasi besar, dan keinginan besar, lalu bergerak dan maju untuk meraih visi tersebut setelah merancangnya.

 

Seorang tauladan ummat pernah berkata bahwa setiap kita adalah pemimpin, dan suatu saat kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah kita pimpin selama kehidupan ini. Apakah kita berhasil memimpin hati dan pikiran kita saat badai yang menerjang keimanan datang tanpa diperkirakan? Apakah kita berhasil mencapai narasi besar kita menjadi hamba yang bertaqwa? Semua itu akan dimitai pertanggungjawabannya kelak.

 

Dalam kehidupan, terkadang ada visi-visi dan narasi besar yang memang harus dicapai dengan kerjasama. Dimana jika hal itu kita lakukan sendiri, maka akan tidak feasible untuk dicapai. Oleh karena itulah, disini kita perlu berhimpun, kita perlu bersama, dan kita perlu bergerak beriringan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikenal dengan konsep amal jama’i .

 

Seorang yang cerdas tanpa kuliah pernah berkata, jika kita bergerak bersama untuk mencapai suatu tujuan, minimal dua orang, maka salah satu dari kita harus menjadi pemimpin atas yang lain. Pemimpin yang menyatukan gerak para “pasukannya” untuk mencapai tujuan bersama secara Islami, bukan tujuan pribadi ataupun tujuan beberapa golongan.

 

Memilih seseorang untuk menjadi pemimpin bukanlah perkara mudah, karena ini akan menyangkut ketercapaian tujuan bersama suatu pergerakan. Tapi bukan karena itu saja yang menyebabkan hal ini tidak mudah, ada penyebab lain mengapa ini menjadi perkara sulit, yaitu langkah yang diambil dalam mencapai tujuan bersama tersebut, apakah sudah berusaha agar sesuai dengan tuntunan Islam, ataukah tidak. Dan sebenarnya, ini yang merupakan hal terpenting, yaitu process orientation. Masalah hasil dari suatu usaha, sebenarnya itu sudah menyangkut hak prerogatif Allah. Karena proses yang harus sesuai dengan nilai-nilai Islam inilah, setiap pemimpin juga hendaknya dipilih berdasarkan panduan Islam.

 

Pemimpin dipilih berdasarkan dua hal. Pertama, karena figur dan kepribadiannya. Kedua, karena ideologi yang ia gunakan, dalam hal ini bisa tercermin dari visi, misi, dan strategi yang ia gunakan.

 

 

Tidak ada komentar: