Kamis, 19 Februari 2009

PEMIMPI... [N] part 2. End

Figur seorang pemimpin

 

Figur seorang pemimpin mempengaruhi keberpihakan orang yang akan dipimpinnya sehingga bisa menjadi simpati, atau malah antipati. Islam memberi kaidah-kaidah yang jelas dalam memilih dan berpihak kepada pemimpin. Berikut figur pemimpin yang sesuai dengan Islam

 

1.       Satu akidah, dalam hal ini, beragama Islam.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. al-Maa’idah, 5: 51)

 

Dari kutipan ayat tersebut jelas bahwa syarat utama seorang pemimpin sesuai syariat Islam adalah ia harus Islam. Pemimpin Islam tidak akan mengambil kebijakan yang akan serta merta merugikan ummat Islam, dan langkah ini sebenarnya merupakan tindak preventif. Jika ditanya tindak preventif apa, maka silakan mendalami QS. al-Baqarah, 2 ayat 120. Juga ada penjelas lagi tentang hal ini, di surat al-Maa’idah, 5: 57.

 

2.       Tidak hanya Islam, tapi seorang pemimpin harus beriman.

 

Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. as-Sajdah, 32: 24)

 

Pemimpin yang dekat dengan Allah, segala langkah yang ia ambil selalu atas pemikiran dan perasaan yang matang. Dengan sendirinya, Allah akan menuntun seorang pemimpin yang dekat dengannya agar kepemimpinan seseorang tersebut tetap pada koridor-koridornya.  Jadi, Islam saja tidak cukup untuk menjadi seorang pemimpin, ia harus beriman dan berusaha semaksimal mungkin untuk dekat dengan Allah (taqarrub ilallah).

 

3.       Hierarki pemimpin

 

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka........ (QS. an-Nisa’, 4: 34)

 

Allah yang menciptakan manusia, karena itulah, Allah mengetahui potensi apa yang ada dalam setiap hambanya. Oleh karena itu, hierarki ini Allah tentukan. Wanita akan tetap bisa menjadi pemimpin, yaitu pemimpin di antara kaum wanita. Selama ada laki-laki Islam, maka tidak ada alasan bagi wanita untuk memegang tampuk kepemimpinan tertinggi.

 

4.       Sesuai dengan sifat Rasul

 

Sifat Rasul yang terkenal adalah FASTI (Fatanah, Amanah, Sidiq, Tabligh, Iltizam).

·         Fatanah berarti cerdas à Cerdas intelektual, emosional, spiritual.

·         Amanah berarti dapat dipercaya à Integritas; sesuai dan bertanggung jawab antara pikiran, lisan, dan tindakan.

·         Sidiq berarti benar à Selalu berpihak pada kebenaran, walaupun hal itu pahit. Dalam hal ini kebenaran harus berlandaskan ilmu (ilmiah).

·         Tabligh artinya komunikatif à Pandai-pandai berkomunikasi baik persuatif maupun konstruktif.

·         Iltizam artinya berkomitmen à Militansi; dimana semangat dalam bergerak tidak mudah luntur oleh suatu hal yang kecil.

 

 

Pergerakan seorang pemimpin

 

Langkah gerak seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi oleh ideologinya. Ideologi ini seharusnya bersifat konstruktif terhadap pergerakan yang akan ia lakukan agar percepatan pencapaian tujuan dapat terlasana.

 

1.       Ideologi yang berlandaskan Islam atau tidak bertentangan dengan Islam.

Dan mereka berkata:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. al-Ahzab, 33: 67)

 

Hal ini dapat dilihat dari content yang akan dipakai pemimpin itu untuk mecapai tujuan. Jika secara umum content yang dibawa tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, maka insya Allah hal ini akan halal.

 

2.       Pergerakan yang selaras dengan tujuan

 

Pemimpin hanyalah bertindak sebagai nahkoda pergerakan. Ia yang menentukan, jalan mana yang harus ditempuh agar pulau tujuan diseberang sana dapat dicapai. Jadi, content yang dibawa oleh seorang pemimpin tersebut haruslah merupakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan manusia itu berhimpun.

 

Islam sebagai agama yang syumul (sempurna) menawarkan solusi kehidupan bagi setiap penganutnya, tidak ada tujuan lain, yaitu agar penganutnya menjalani kehidupan dengan baik. Oleh karena itulah, mudah-mudahan dengan adanya penjelasan ini, paradigma kita bisa berubah agar lebih matang dalam memilih pemimpin, tidak hanya memilih sebatas kenal atau tidak, famous atau tidak, ganteng atau tidak, bahkan orang-orang dibelakangnya atau tidak. Tetapi ada hal yang harus diperhatikan, yaitu figur dan ideologinya.

 

Wallahu a’lam...

Tidak ada komentar: