Senin, 23 Februari 2009

Politik sekitar kita

Panas, itulah satu kata yang tercermin dari kondisi lingkungan kita saat ini. Panas disini maksudnya adalah panas suasana kehidupan. Penyebabnya adalah politik. Tahun 2009 adalah tahun yang penuh akan agenda perpolitikan, sebuah agenda besar untuk menentukan langkah yang besar. Sebuah agenda besar untuk saling berusaha mencapai tujuan dengan cara dan pemikiran yang berbeda-beda.

 

Tidak salah kita menyebut saat-saat ini adalah saat panas, karena dari lingkup yang cukup kecilpun, di program studi kita, Teknik Industri, sedang diselimuti dengan agenda politik, yaitu rangkaian agenda pemilihan ketua Keluarga Mahasiswa Teknik Industri periode kurang lebih satu tahun kedepan. Tidak jauh dari TI, kita juga menemukan hal serupa, tidak kurang dari beberapa jurusan sekitar TI juga sedang diliputi agenda perpolitikan, sebutlah HIMATIKA.

 

Dalam tingkat kampuspun, genderang politik itu sudah hampir ditabuh, dengan dimulainya masa kampanye Calon Presiden KM ITB tanggal 23 Februari 2009, Senin ini. Tak kurang dari enam pasangan calon mengambil formulir waktu itu. Entah berapa yang akan lolos verifikasi, yang jelas, yang akan maju ke tahap berikutnya adalah orang-orang yang berkapasitas untuk memimpin pergerakan kemahasiswaan di kampus fenomenal ini.

 

Sedikit keluar kemahasiswaan, pihak atas rektorat ITB-pun sudah hampir habis masa jabatannya, walaupun memang belum terlalu memanas, akan tetapi sudah santer terdengar beberapa nama yang akan menduduki tampuk tertinggi kampus ini.

 

Yang lebih besar lagi, agenda politik yang sedang meliputi bangsa ini, yang sudah jauh-jauh hari ditabuh dengan keluarnya beberapa orang yang berencana menduduki kursi kepemimpinan di layar televisi.

 

Politik dalam Islam dikenal dengan nama siyasah, yang berarti secara harfiah adalah tawar menawar, pastinya dalam hal ini, tawar menawar yang terjadi adalah tentang kebijakan dan kesepakatan. Jadi, pada dasarnya, yang bertarung dalam agenda perpolitikan adalah bukan orang-orang dan kelompok-kelompok semata, tetapi yang bertarung adalah kebijakan. Kebijakan tentang suatu hal yang dilandasi oleh pemikiran seseorang atau segolongan orang. Dan politik biasanya merupakan alat untuk mencapai kekuasaan, dan kekuasaan adalah kendaraan untuk menetukan kebijakan dan mengimplementasikan pemikiran, entah pemikiran itu baik ataupun buruk.

 

Jadi, jangan dahulu berpikir bahwa politik itu busuk. Memang, yang terlihat dari sebuah politik adalah perebutan kekuasaan, akan tetapi, jikalau pemikiran yang dibawa segolongan memang baik dan bermanfaat bagi umat, mengapa masih saja dianggap buruk. Intinya, politik dan kekuasaan bukan tujuan, tetapi hanya alat atau kendaraan semata, untuk mencapai cita-cita yang lebih besar, yaitu cita-cita peradaban.

Tidak ada komentar: