Minggu, 19 September 2010

Menuju Dies 40 Tahun MTI (1971 - 2011)

Menuju Dies 40 Tahun MTI (1971 – 2011)

Sebuah Prolog

Jika Indonesia hanya butuh 10 tahun untuk berperan aktif dalam peradaban dunia, lalu berapa banyak waktu yang dibutuhkan MTI untuk berperan aktif dalam peradaban Indonesia?”

Ya, saat itu pada tahun 1955, tepat 10 tahun setelah Indonesia merdeka, negara ini sudah mulai memikirkan bagaimana berkontribusi dalam peradaban dunia. Saat itu, peradaban dunia sedang dalam masa pergolakan politik yang hebat, pertentangan ideologi kapitalisme dan sosialisme membawa Indonesia bersama negara-negara Asia-Afrika menjadi inisiator dalam Konferensi Asia Afrika, di Bandung. Seakan membuat poros baru, Asia-Afrika yang didominasi negara yang sama-sama baru merdeka duduk bersama dalam rangka membicarakan kesejahteraan dunia yang terkotak-kotak antara masing-masing ideologi. Dan mereka sepakat untuk meneruskan gerakan ini menjadi gerakan Non-Blok.

Sekarang, mari kita berkaca padanegarakecil kita, Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI) ITB. 40 tahun sudah MTI berada di bumi Ganesha, bumi Indonesia. Sudah banyak warna-warni yang ditorehkannya, sudah banyak riak-riak kemahasiswaan yang diciptakannya, sudah banyak ide-ide hebat yang diinspirasikannya. MTI kita sekarang sudah mencapai kematangan sebuah usia.

Kedewasaan Sebuah Organisasi

Kedewasaan dan kematangan seseorang tidak dilihat dari berapa umurnya. Namun seberapa banyak problematika kehidupan mengajarinya tentang arti penting sebuah kepedulian. Kematangan pribadi menandakan bahwa ia sudah tidak lagi egois terhadap dirinya sendiri. Sifat lebih objektif dalam menerima kritik, dan sifat peduli terhadap kondisi lingkungannya adalah beberapa sifat yang mencirikan kematangan dan kedewasaan.

Begitu juga dengan MTI kita. Sudah matangkah MTI kita? Jika perhatian kita selalu saja disita dengan urusan-urusan pribadi kita yang tiada habisnya. Solusi untuk urusan pribadi sebenarnya hanya satu: yaitu perbaikan pribadi, dan bukan berharap akan perbaikan orang lain. Maka, hal-hal yang menyita perhatian MTI dan menghambatnya menuju kematangan pada akhirnya kembali kepada pengontrolan diri kita. Self restraint, bahasa yang digunakan oleh Adam Smith, pelopor industrial engineering dunia. MTI kita terdiri dari banyak manusia, yang seharusnya bisa meledakkan segenap potensi yang ada untuk mencapai kedewasaannya. Tidak pantas apabila kedewasaan MTI kita terhambat hanya karena sikap individu kita yang kurang dewasa, kurang self restraint, kurang peduli terhadap lingkungan kita.

Kini Saatnya Keluar Dari Zona Nyaman Kita

Lingkungan kita adalah Indonesia. Ia sudah ada sejak sebelum MTI kita ada, dan masalah sudah selalu menemaninya sebelum MTI kita berdiri. Terutama permasalahan industriekonomi Indonesia. Tentu kita mengenal bahasa inflasi, distribusi, manufaktur, usaha kecil menengah, dan industri primer – sekundertersier. Kita juga mengenal investasi, enterprais, manajemen resiko, dan segala keilmuan bermanfaat lainnya. Hal ini merupakan potensi yang besar, yang juga menuntut kepedulian dan tanggung jawab yang besar.

Kini saatnya MTI kita matang dan dewasa, kini saatnya MTI kita keluar dari zona nyamannya. Berpikir hal-hal yang lebih besar. Memasang impiannya akan hal-hal yang lebih tinggi lagi. Untuk apa kita mencetak sarjana teknik industri yang cakap, berpengabdian, dan bermoral tinggi selain untuk pembinaan dan pengembangan industri yang pada akhirnya adalah Indonesia yang adil dan makmur. Hal mulia ini sudah tercantum lama sekali di Mukadimah Anggaran Dasar MTI kita. Artinya, itulah visi besar mengapa MTI berdiri: Indonesia yang adil dan makmur. MTI kita ada untuk Indonesia.

Oleh karena itu, kedewasaan dan kematangan MTI kita bisa dicapai dengan melakukan link and match tentang filosofi MTI kita dan filosofi kedewasaan sebuah entitas yang dinamis: MTI yang memikirkan Indonesia. Khususnya, dengan cara memajukan perindustrian Indonesia. Saatnya kita keluar dari zona nyaman kita. Untuk selanjutnya memasuki ketidaknyamanan zona Indonesia yang masih belum adil dan makmur.

Karena Kita Mahasiswa

Kita mahasiswa kawan. Kita mempunyai banyak potensi. Kita mempunyai sifat kritis dan idealis yang akan mendorong kita untuk selalugregetterhadap ketidakidealan perindustrian Indonesia. Kita juga semangat dan enerjik, yang akan mentransfomasikan rasa ‘gregetkita kepada tindakan nyata. Kita juga mempunyai basis keilmuan industri, kemudahan jaringan, dan keberagaman wawasan, sehingga kita mempunyai senjata untuk bergerak, untuk terus melakukan tindakan nyata mencapai kemajuan perindustrian Indonesia.

Meskipun ilmu kita masih ilmu teknis, tapi itu bukanlah alasan untuk tidak berbuat. Ilmu teknis namun terdiri dari banyak adopsi keilmuan lain membuat kita dapat berperan lebih. Kita dapat bergerak dengan membantu kondisi usaha kecil menengah yang mengalami permasalahan, atau kita juga dapat membantu menggerakkan perekonomian masyarakat dengan menjadikan perusahaan-perusahaan kecil mereka tumbuh dan berkembang, atau kita dapat kritis kepada pemerintah atas kebijakannya yang menghambat kemajuan perindustrian Indonesia.

Sesuatu yang mulia harus dimulai dari sekarang, dan dimulai dari MTI kita. Jika memang kita ingin MTI kita dewasa dan matang di usianya yang sudah 40 tahun. Mari kita jadikan momentum yang akan kita sambut nanti sebagai momentum dimulainya peran besar MTI dalam peradaban Indonesia. Dalam perannya memajukan perindustrian Indonesia. Karena kita mahasiswa, dan MTI kita ada untuk Indonesia. Vivat la MTI et la liberta, Avanti MTI !

Tidak ada komentar: